Jumat, 02 April 2010

BUDAYA LAMPUNG

kelas XII




ERNA BUDIWATI
SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
DIPAKAI KALANGAN SENDIRI


STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR


Kelas XII Semester II

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengekspresikan Seni Tari tradisional lampung



Mengapresiasikan seni Tari tradisional lampung
-Mengidentifikasi makna dan peranan, perkembangan Tari tradisional lampung



2. Mengekspresikan Seni Tari tradisional lampung



Mengekpresikan diri melalui karya seni Tari tradisional lampung

Mengembangkan ,menunjukan serta menampilkan salah satu Tari tradisional lampung









ISI BUKU

BAB 1 .PENGANTAR TARI
A. Hakekat Tari
B. Sejarah dan Perkembangan Tari
C. Unsur-unsur pendukung Tari
D. Jenis-jenis Tari

latihan Ulangan Blok

BAB 2 TARI TRADISIONAL LAMPUNG

A. Jenis Tari Tradisional Lampung
B. Bentuk Penyajian Tari






BAB 3 TARI SIGEH PENGUTON

A. Latar Belakang Tari
B. Ragam gerak
C. Tata Rias dan Busana

latihan Ulangan Blok




BAB 4 TARI MELINTING

A. Latar Belakang Tari
B. Ragam Gerak
C. Tata Rias dan Busana



BAB 5 TARI BEDANA
A. Latar Belakang Tari
B. Ragam Gerak
C. Tata Rias dan Busana
latihan Ulangan Blok


BAB 6 TARI PIRING 12
A. Latar Belakang Tari
B. Ragam Gerak
C. Tata Rias dan Busana



Latihan Ulangan Blok
Latihan Ulangan Semester

BAB I
PENGANTAR TARI

A. Hakekat Tari
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadiranya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstural, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk dan koreografi) atau teknik penarinya (analisis cara melakukan atau ketrampilan). Sementara dari kontekstual yang berhubungan dengan ilmu sosiologi atau antropologi, tari adalah bagian imanent dan integral dari dinamika sosio-kultural masyarakat (Hadi, 2005: 13).
Kussudiharjo (1985: 16) menyebutkan bahwa tari adalah keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis. Keindahan bukan hanya hal-hal yang halus dan bagus saja, melainkan sesuatu yang memberi kepuasan batin manusia. Jadi gerak yang kasar, keras, kuat, dan lainya bisa merupakan gerak yang indah. Berjiwa bisa diartikan memberi kekuatan yang bisa menghidupkan, jadi gerak yang telah dibentuk dan berirama tersebut seakan hidup dan dapat memberikan pesan yang dapat dimengerti.
Uraian di atas jelas bahwa pengertian tari adalah keindahan bentuk anggota badan manusia yang terungkap melalui ekspresi dan gerak-gerak yang ritmis, dapat memberi pesan yang dimengerti. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang bersifat estetis dan tidak bersifat independen, kehadiran tari tidak akan lepas dari masyarakat pendukungnya.

.B. Sejarah dan Perkembangan Tari

C. Unsur Unsur Pendukung Tari
1. Gerak sebagai Media Utama Tari
Untuk terwujudnya sebuah tarian diperlukan beberapa elemen sebagai pendukungnya, yang paling baku adalah gerak. Bahwa subtansi baku tari adalah, gerak merupakan pengalaman fisik yang paling tua dari manusia untuk menyatakan keinginan-keinginannya (Soedarsono, 1978: 1).
Di dalam dunia tari gerak dibagi menjadi dua, yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak yang hanya mementingkan bentuk artistik dan tidak mengandung arti. Sedangkan gerak maknawi adalah gerak yang telah distilir dan mengandung arti tertentu.
Gerak yang merupakan elemen dasar tari adalah sebagai ungkapan perasaan atau ekspresi jiwa dari penciptanya. Dan gerak-gerak tersebut mengandung maksud tertentu, baik maksud yang sudah dimengerti oleh orang lain maupun yang simbolis atau abstrak yang sukar dimengerti, tetapi rasa keindahannya tetap ada (Soedarsono, 1978: 17). Dengan demikian maksud dari bentuk tari disimbolkan dengan gerak sehingga makna gerak itulah jiwa dunia tari (Sedyawati, 1984: 33).

2. Tata rias dan Busana
Tata rias dan busana menjadi bagian penting dalam tari. Dalam kaidah tari jawa misalnya dikenal istilah mungguh yaitu kesatuan bentuk dan isi tari. Lebih jelasnya :
“Kemungguhan dapat diartikan sebagai ketepatan wujud tari, wujud kesatuan tari, wujud yang dijelmakan penari dalam sajian tarinya, wujud tari itu bukan hanya mengenai bentuk ( tangguh dan bleger) tubuh belaka. Demikian juga kemungguhan bukan semata-mata ketepatan wujud kesatuan tari yang timbul dari bentuk (bleger) tubuh yang ditarikan penari belaka, melainkan yang timbul dari kesatuan unsur-unsur penunjangnya seperti: tata rias, tata busana, tata iringan, tata panggung, dan tata cahaya” (Humardani, 1991: 31).

Tata rias dan tata busana merupakan faktor pendukung terwujudnya kemungguhan tari. Tata rias dimengerti sebagai usaha pembentukan rupa wajah manusia dan wajah-wajah lain untuk mendapatkan kesan visual seperti yang diharapkan (Wahyudiyanto, 2008: 28).

3. Tata Musik
Aspek musikal merupakan unsur penunjang kemungguhan tari, meskipun kedudukanya sebagai penunjang namun kehadiran aspek musikal tidak dapat diabaikan. Antara gerak dan aspek musikal dirasakan sangat lekat membentuk keutuhan rasa tari. Kedudukan tari dalam suatu budaya sangat ditentukan oleh warna musik yang terlahir dari budaya itu. Karena pada dasarnya secara tradisional tari dan musik berasal dari sumber yang sama yaitu dorongan atau naluri ritmis manusia (Murgianto, 1986: 30).
Musik dalam tari dapat berfungsi untuk mengiringi tari, memberi suasana atau ilustrasi dan untuk mempertegas dinamika ekspresi tari. Musik memiliki elemen dasar yaitu : nada, ritme dan harmoni. Keberadaan musik dapat membantu penyajian tari meskipun hanya satu elemen saja.

4. Tema Tari
Tema adalah pokok pikiran atau dasar ceritera, tema dalam tari adalah sebuah pokok pikiran atau dasar ceritera yang disebut dengan konsep ataupun pemikiran awal, ketika seorang koreografer akan menciptakan suatu garapan tari yang baru.

5. Desain Lantai
Adalah garis-garis yang dilalui penari atau garis formasi kelompok. Secara garis besar ada dua pola dasar pada pola lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung, garis lurus memberi kesan sederhana namun kuat, garis lengkung memberi kesan lembut atau lemah (Soedarsono, 1978: 24).

6. Properti Tari
Properti tari merupakan suatu alat yang digunakan penari di dalam sebuah pertunjukan.
7. Tata Pentas
Suatu pertunjukan apapun bentuknya pasti membutuhkan tempat pementasan. Panggung merupakan sarana utama dalam suatu pertunjukan, meskipun demikian panggung atau tempat pertunjukan hendaknya tidak mengganggu kebebasan gerak penari, dalam arti panggung tidak boleh terlalu penuh dengan benda-benda yang tidak dapat membantu pencapaian ekspresi penari.

D. Jenis Jenis Tari



1 komentar:

  1. ibu, saya alumni SMANSAGA 2009, saya sekarang kuliah di solo, di solo ada semacam organisasi kedaerahan, namanya IKAMALA SOLO(IKATAN MAHASISWA LAMPUNG SOLO), rencananya kami IKAMALA SOLO, ingin berpartisipasi dalam acara SIPA(SOLO INTERNATIONAL PERFORMING OF ARTS) Juli tahun ini. Saya dipercaya untuk menjadi koordinatot tari IKAMALA SOLO, disini saya mendapat kesulitan dalam mengkreasikan tari bedana, karena IKAMALA SOLO akan menampilkan Tari Bedana di SIPA. Saya boleh minta tolong ibu untuk posting ragam geraknya, kalo bisa yang sudah dikreasiin,,, hehehehe, maaf merepotkan...

    BalasHapus